Thursday, 19 November 2015

MASJID BENTENG PERTAHANAN UMAT (Bagian 1)

Oleh: Ust. Drs. Alfian Tanjung M.Pd

Foto: Ba'da Mengisi Khutbah Idul Adha 2015, Jakarta

MASJID DAN DINAMIKA UMAT

Kalau kita berkaca pada perjalanan hidup Rasulullah saw, sejak Awal kenabian beliau pada usia 40 tahun hingga wafatnya beliau pada Usia 63 tahun. Ada satu tempat yang hampir selalu bersamaan atau berdekatan dengan kehidupan beliau tempat itu adalah Masjid.

Berangkat dari masjid Rasulullah memantapkan aqidah, ibadah dan semangat yang bergelora dalam hal mengurus urusan dunia. Sejarah mencatat sampai zaman khalifah Ali bin Abi Thalib, Islam telah tersebar hampir keseluruh belahan dunia, dalam posisi Islam menjadi kekuatan yang mendunia dari Barat hingga ke Timur, dari Utara hingga ke Selatan. Hal itu terjadi dalam kurun tujuh abad dari abad VII hingga abad ke XIV Masehi. Kurun ini dikenal dengan masa kejayaan Islam dengan berbagai prestasi yang terukir dan tertulis dalam buku-buku sejarah. Adalah fakta sejarah dunia, hal mana Islam memimpin peradaban dunia. Dan yang perlu dicatat masjid sebagai pusat aktifitas keumatan dengan segala aspek yang sangat dinamis. Dari masjid, ikatan dengan Allah dan ikatan dengan manusia terpatri menjadi kekuatan yang menyatu dalam mengurus dunia dalam segala bidang yang menyertainya. Melalui masjid itulah pusat kekuasaan dan strategi pengembangan Islam dikelola secara padu.

Setelah zaman kekuasaan khalifah Ali bin abi Thalib, cahaya Islam begitu kuat pada zaman Umar bin Abdul Azis. Selanjutnya masjid hanya menjadi corong untuk melanggengkan kekuasaan, situasi ini membuat fungsi masjid menjadi sangat menyempit. Memasuki abad ke-XVII dan seterusnya, yang terjadi adalah kekuatan Islam hanya dikendalikan oleh ambisi politik yang begitu dominan dari para penguasa yang berkuasa pada masa tersebut dan masa-masa berikutnya. Memasuki abad ke-XVIII dengan semakin melemahnya kekuatan dari khilafah Islam yang masih ada. Dengan semangat perang salib, negara-negara Islam mulai mengalami penjajahan diberbagai negeri. Untuk kasus Indonesia penjajahan Belanda sudah mulai bercokol sejak abad XVI, setelah masuknya persekutuan dagang Belanda pada awal tahun 1600-an.

Sampai akhirnya Khilafah Islam benar-benar dimusnahkan oleh operasi sistematis dari jaringan Yahudi Internasional yang memanfaatkan kelemahan kondisi internal umat Islam. Pembubaran khilafah Turki Utsmani terjadi pada tanggal 3 Maret 1924. Setelah waktu itu kekuatan umat betul-betul semakin tidak terkoordinasikan. Dalam kajian kita tentang masjid, jelas sekali masjid dijadikan tempat yang bermakna sempit, hanya untuk sholat dan berdo’a atau berdzikir saja, tidak boleh lebih.

Setelah melalui perjuangan panjang dari negara-negara yang dijajah oleh para penjajah Barat, perjuangan merebut kemerdekaan banyak digerakkan dari masjid, sementara itu masjid telah mengalami disfungsionalisasi, delegitimasi dan sekularisasi.


Dari paparan tersebut, dapat dianalisa beberapa keadaan dan kemengapaan tentang masjid, fungsi dan keberadaan masjid dalam mendinamisir umat Islam.Beberapa diantaranya; Masjid Keluarga, yakni masjid yang didirikan atas inisiatif dari sesepuh dari garis keturunan yang pada masa berikutnya sangat terlihat, bahwa keberadaan masjid tersebut menjadi dominasi dari anak, cucu dan keturunannya. Masjid Pemerintah, merupakan Masjid negara yang berfungsi hanya untuk menyuarakan kepentingan yang berkesesuaian dengan idiologi dan kepentingan politik penguasa secara subjektif, apabila hal tersebut bertabrakan dengan syari’at Islam, bisa dipastikan Islam dan kepentingan Islam akan dikalahkan, bahkan disalahkan. Masjid Perkantoran, merupakan keberadaan yang cukup membanggakan sekaligus menyedihkan. Karena masjid itu hanya berfungsi secara ibadah ritual an sich, dan bila kantor libur, bisa dipastikan aktifitas masjid tersebut juga diliburkan. Masjid Pesantren, semodel dengan masjid kampus atau masjid sekolah. Untuk masjid pesantren relatif digunakan secara efektif hampir setiap waktu baik untuk kegiatan sholat lima waktu maupun kegiatan belajar mengajar, sementara Masjid Sekolah dan Masjid Kampus mempunyai nasib yang hampir sama dengan Masjid Perkantoran. Dan yang terakhir adalah Masjid Masyaraka, merupakan keberadaan yang lebih mengumat. Karena dari tingkat perencanaan, pembuatan hingga pemakmuran dilakukan secara kolektif. Masjid masyarakat ini potensial untuk diarahkan menjadi masjid ideal, namun kenyataannya kompleksitas yang ada dimasyarakat relatif membuat masjid masyarakat hanya menjadi posko ibadah atau posko penampungan.

Dari beragam prototype masjid tersebut, ada satu keadaan yang terjadi yaitu, masjid telah PUTUS HUBUNGAN dengan denyut dinamika masyarakat Islam, dalam artian telah terjadi sekulerisasi. Sehingga gema adzan yang memanggil untuk menegakkan sholat dan untuk meraih kemenangan menjadi sesuatu yang sangat sering dan keras terdengar tetapi tidak menggerakkan masyarakat untuk menegakkan sholat dan juga tidak mengarahkan masyarakat untuk meraih atau merebut kemenangan. Dengan situasi itu masjid menjadi unconnected alias ‘nggak nyambung’ dengan masyarakat. Implikasinya bisa dipahami dengan indikasi sebagai berikut: a. Minimnya masyarakat yang datang untuk memakmurkan masjid, walaupun dari segi waktu dan kesempatan tidak ada alasan untuk mangkir, b. Pola interaksi dan pola aksi masyarakat disekitar masjid relatif sangat jauh dari penampilan nilai-nilai syari’at Islam, kadangkala malah sangat terang-terangan melakukan yang sangat bertentangan dengan syari’at Islam. c. Dengan kedua kondisi tersebut efek ketekunan beribadah atau efek dari majlis ilmu yang banyak dilakukan dimasjid-masjid tersebut tidak memberikan pengaruh secara edukatif dan signifikan terhadap masyarakat, bahkan secara khusus dengan pribadi-pribadi yang berdekatan dengan masjid tersebut.

Akumulasi dari keadaan tersebut berpengaruh pada rentannya daya  tahan umat, bersamaan dengan itu mudahnya serangan musuh masuk, mengalahkan bahkan dibantu oleh muslimin yang fasiqin. Sehingga ummat secara keseluruhan mengalami kelumpuhan yang diawali kelumpuhan pola hubungannya dengan Allah swt.

BERSAMBUNG...Ke Bagian ke-2... >>
http://alfiantanjungtm.blogspot.co.id/2015/11/oleh-ust.html
_______________
FanPage Facebook: Alfian Tanjung (https://www.facebook.com/alfiantanjungtm)
Instagram: Iqrodaily dan alfiantanjungg
Email: mljtarunamuslim@gmail.com
Twitter: @alfiantmf

1 comment:

  1. MAJUTOTO
    Silahkan datang dan daftarkan diri anda sekarang juga..
    hanya di sini JP berapapun di bayar. discount 29%/59%/66%
    Banyak Promo Menanti Anda!
    * Minimal deposit 50.000 dapatkan bonus sampai dengan 100.000
    * Bonus Next Deposit 5%

    WA : +6282272437922
    LINE : @majutoto
    LINK ALTERNATIF : Jerukpurut.com

    ReplyDelete