![]() |
| Foto: Opini Publik Jak TV 2015. |
“Siapa- siapa mencari agama selain agama
Islam, maka tidak akan diterima (agama itu) dari padanya dan di akherat kelak
termasuk orang-orang yang merugi.”
(QS. Ali Imron: 85)
Sebagai hamba dan makhluk Allah kita patut
bersyukur karena telah diberikan olehNya nikmat iman, Islam dan ihsan dengan
cara memadukannya dan tidak memisahkannya karena ketiga hal itu ibarat ruh dan
tubuh, jika iman ditampilkan sebagai watak – dan Islam sebagai tubuh, maka ihsan
sebagai ruh yang mendinamiskan watak dan menggerakkan tubuh.
Said Qutb dalam tafsir “fii dzilail-Qur’an” merumuskan bahwa
Islam adalah ‘aqidah yang memancarkan syari’ah : atas syari’ah itu berdiri nidzam (tata cara hidup), aqidah,
syari’ah dan nidzham ketiga-tiganya berjalan sejalin, berpadu,
hidup menghidupkan dan saling topang-menopang.
Islam telah menjadi agama
sepanjang sejarah, sebagai petunjuk jalan kepada manusia menuju ketaatan kepada
Allah Yang Maha Esa, Tuhan pencipta alam semesta. Akan tetapi banyak diantara
manusia yang berpaling daripada-Nya (QS. Ali Imron: 83).Islam sebagai
satu-satunya agama yang paling diridhoi di sisi Allah SWT (QS. Ali Imron: 9).
Sebagai seorang muslim tentunya kita telah menjalankan syari’at Islam walaupun
belum secara kaffah seperti yang diperintahkan dalam Al-Qur’an surat
Al-Baqarah: 208. Pertanyaan yang muncul kemudian adalah mengapa kita harus
berislam secara kaffah?
Hidup Bersama
Islam
Hakekat berislam adalah
penghambaan (Abdullah) dan kepemimpinan (khalifah) yang dengan itu manusia
menjalankan hidupnya sebagai pribadi maupun sebagai makhluk sosial (madaniyyun bith-thob’ie).
Sebagai seorang muslim
kita harus memegang teguh prinsip-prinsip Islam sebagai berikut :
a. Prinsip
Kesaksian Hal ini termaktub dalam dua kalimat syahadat
bahwa Allah sebagai Rabb dan Muhammad sebagai utusanNya dan tauladan hidup
kita.
b. Prinsip
Keimanan Memahami dan meyakini tentang Allah, malaikat, kitab -
kitab dan rasul - rasul, serta hari kiamat dan taqdir sebagai nilai dasar yang
menjadi pegangan dalam menjalani kehidupan sehari-hari.
c. Prinsip
Keislaman Menegakkan sholat, berpuasa di bulan Ramadhan,
membayar zakat dan pergi haji jika mampu sebagai landasan peribadatan baik yang
bersifat transendental (mahdhoh).
d. Prinsip
Da’wah Mengajak ke jalan Allah dalam setiap kesempatan dan
cara-cara yang lazim dipahami oleh para Nabi dan Rasul. Hal ini bersifat
kewajiban individu (fardlu ‘ain).
e. Prinsip
Jihad Berjuang
menegakkan Islam baik dalam diri, keluarga, masyarakat maupun negara yang
diarahkan pada Daulah Islam sehingga terbentuknya sistem khilafah.
Mengapa Harus Hidup Bersama Islam?
Ada beberapa keunggulan Islam dari sistem ajaran
manapun, hal tersebut adalah :
1. Orisinalitas
Kemurnian ajaran karena bersumber dari Allah dan
lepas dari intervensi atau pengaruh dari pihak yang berkepentingan.
2. Manusiawi
Sesuai fitrah syarat dan kemampuan serta kebutuhan
manusiawi secara umum dan di segala zaman.
3. Universal
Ajaran Islam merupakan ajaran yang dapat
diterapkan oleh manusia tanpa kecuali dengan syarat dipenuhinya prinsip-prinsip
tersebut diatas.
4. Operasional
Dapat diterapkan secara nyata dan ketepatan cara
penerapannya akan membawa kepada sebesar-besarnya kemaslahatan dan keuntungan
bagi manusia.
5. Relevansi
Berkesesuaian dengan kelas sosial manapun dan jenis
kultur apapun serta akan membawa pada situasi masyarakat yang berkeadilan dan
berkemakmuran juga kesejahteraan dalam artian yang sebenar-benarnya.
Masa Ilunal Yaum
Ada beberapa sebab yang membuat umat Islam selalu disingkirkan
dan dilecehkan oleh musuh-musuhnya, diantaranya karena :
1. Pemahaman terhadap Islam yang relatif tidak utuh karena pengaruh keyakinan masa
lalu atau karena serangan pemikiran dari luar. Dan juga karena proses belajar
tentang Islam yang tidak mengarah kepada Islam kaffah.
2. Krisis kepemimpinan. Para ahli agama Islam lebih
banyak memerankan diri sebagai guru daripada leadership – sosio – religius. Akibatnya tokoh-tokoh Islam tidak
diperhitungkan dalam memutuskan kebijakan-kebijakan strategis. Hal ini terjadi
di tiap level baik secara vertikal maupun horizontal.
3. Lemahnya atau sempitnya wawasan kesejarahan yang
berkenaan dengan perjuangan ummat Islam baik skala nasional maupun
internasional.
Tidak disadarinya serangan musuh bagi berbagai jalur
dengan cara yang tujuan akhirnya adalah “pembasmian umat Islam” dari bumi
nusantara.
________________________
FanPage Facebook: Alfian Tanjung (https://www.facebook.com/alfiantanjungtm)
Email: mljtarunamuslim@gmail.com
Twitter: @alfiantmf
Instagram: alfiantanjungg

No comments:
Post a Comment