Ketika nasi menjadi bubur, lalu bagaimana bubur tersebut akan terasa
nikmat??
Setiap manusia selalu merasakan penyelasan apabila masalah
yg diselesailan tdk sesuai dengan keinginan dan ada akibat yg terjadi... yaitu
Penyesalan berkepanjangan hanya menambah semuanya menjadi tidak nyaman. Sudah
saatnya kita berhenti dari penyesalan yang tidak berarti. Menggerutu sepanjang
hari membuat bubur semakin tidak enak dan nasi tetap tidak kunjung datang.
Langkah yang tidak tepat ini harus diganti dengan segera
mencari segala hal yang membuat bubur menjadi hidangan selezat nasi, Atau
menjadi hidangan lain yang bisa melupakan kita kepada nasi.
Keterlanjuran kita dalam memilih dan bertindak, sementara
kita sangat tidak nyaman dengan pilihan dan tindakan itu, jalan terbaiknya
adalah segera merubah kata. Merubah dari kata terpaksa hingga menjadi kata
rela.
Berusaha untuk menikmati pekerjaan dan pilihan itu. Dan
berusaha pelan-pelan untuk melupakan keinginan masa lalu, jika sudah tak
mungkin kembali lagi.
Sulit memang, namun bukan berarti tidak bisa. Seiring dengan
waktu dan semakin terasa hasil dari pilihan keterlanjuran itu, kita akan segera
bisa melupakan gelora pada pilihan yang pertama.
Sumpah serapah, gerutu, penyesalan berlarut-larut hanya
akan membuat kita tidak nyaman, dan harapan pertama pun belum tentu bisa kita
raih. Akhirnya kita rugi dua kali. Padalah kita bisa untung sekali yang mungkin
suatu saat nanti bisa untung dua kali.
________________
Bisa dibaca juga di Instagram: @iqrodaily dalam #iqromenulis
No comments:
Post a Comment