Wednesday, 27 January 2016

Cinta HALAL

Oleh: Arum Kusvita (TIM MLJ Tarun Muslim)



Cinta adalah hal yg fitrah jangan pernah nodai cinta dengan aktifitas yg tidak direstui oleh-Nya. Zaman modern kita tahu semua kenal dengan satu kegiatan yg dilakukan sudah menjadi budaya untuk mencinta yakni Pacaran.  Dalam perbuatan pacaran biasanya terjadi banyak hal yang terlarang, dan kadang ini yang (pasti) terjadi dalam pacaran. Seperti misalnya, lamunan-lamunan tidak syar'i, pengaruh terhadap hati (niat) dan motivasi, menyatakan rasa cinta, sentuhan-sentuhan, membuat orang bersikap tidak apa adanya (baik lisan, penampilan dan perbuatan lainnya), berkhalwat (berdua-duaan), boncengan, nge-date, kencan, nonton bareng dan lainnya yang terlalu vulgar untuk dituliskan.

Pacar bukanlah jalan mencari pasangan (suami atau isteri) terbaik. Pacaran hanya akan mendapatkan 'pacar terbaik'. Saat pacaran hanya akan terlihat indah, karena baik laki-laki maupun perempuan (hanya) akan memperlihatkan hal-hal yang indah saja. Sehingga, bagi yang berlanjut ke pernikahan, hal-hal 'indah' tersebut sudah bukan lagi hal yang istimewa atau kejutan penuh berkah. Bersebab, sudah dirasakan terlebih dahulu dalam ikatan yang salah. Laksana 'mencicipi' bumbu-bumbu yang sayurnya justru belum di masak.

Cinta yang benar (sehat) tidaklah menuntut apa-apa, jika belum ada ikrar halal atasnya. Cinta hanya dibuktikan dengan menghalalkannya atau mengikhlaskannya. Maksudnya adalah halal dalam pernikahan suci karenaNYA, atau ikhlas guna fokus dalam menyiapkan dan memantaskan diri dengan kedekatan penuh kepadaNYA.

Cinta terlarang, dalam hal ini pacaran dan segala artibut-artibutnya bisa saja menjadi salah satu pintu dosa. Hati yang tak lagi khusyu' karena selalu mengingat kekasih. Mata yang mencuri pandang ataupun saling menatap. Tangan dan kulit yang menyentuh. Niat dan motivasi yang kadang terlenakan. Sangat halus, dan syatan bermain sangat halus.

Ingatlah sebuah kisah, dimana ada seorang ahli ibadah dalam keadaan buta. Setiap hari ia datangi masjid dengan dituntun seseorang. Namun, suatu ketika si 'penuntun' itu meninggal dunia.

Karena kuatnya dorongan untuk kian dekat denganNYA. Si buta akhirnya pergi ke masjid sendiri tanpa di tuntun. Dan terjatuhlah si buta di tengah perjalanan, luka berdarah mukanya.

Lalu, suatu saat datanglah 'penuntun' baru si buta untuk mengantarkan pergi ke masjid. Si buta terus di antarkan ke masjid setiap harinya. Akan tetapi, si buta merasa ada yang berbeda dengan 'penuntun' sebelumnya. Ada apa gerangan.

Ditanyalah oleh si buta kepada 'penuntun' baru ini. 'Penuntun' baru pun hanya terdiam. Si buta kembali bertanya, dan 'penuntun' diam. Si buta terus  bertanya kepada si 'penuntun' baru. Siapa gerangan dikau? Akhirnya 'penuntun' baru berterus terang. Dia adalah iblis.

Luar biasa. Iblis membantu mengantarkan ke masjid hamba ahli ibadah? Ya, karena ternyata iblis mendengar ketika ahli ibadah yang buta ini terjatuh dan luka. Setengah dosa dari ahli ibadah ini terampuni oleh Allah ta'ala.

Iblis tidak mau ketika ahli ibadah yang buta ini terjatuh lagi dan diampuni semua dosanya. Artinya sebegitu 'serius' perjuangan syaitan membuat manusia jauh dariNYA dan dekat dengannya.

Ingat ! Pacaran hanya akan membuat seseorang jauh dariNYA. Pacaran hanya akan membuat seseorang dekat dengan si dia. Fikiran, lamunan, aktivitas dan lainnya tercurah hanya untuk si dia. Dan itu yang diingini syaitan. Dan sesiapa yang masuk perangkap syaitan, dan jauh dariNYA. Maka, sejatinya ia adalah "teman" syaitan itu sendiri. Bertaubatlah.

Namanya pacaran, ia akan sering berdua-dua an. Inilah khalwat (berdua-duaan) atau mojok. Baik di tempat ramai atau di tempat sepi. Karena khalwat adalah ketika dua orang lawan jenis berdua-dua an dan tidak mau jika ada orang ketiga datang. Terganggu dan risih jika ada yang datang, walaupun hanya ditampakkan dalam hati.

Sekecil apapun pelanggaran, maka itu adalah pintu dosa. Dan bahkan boleh jadi dosa terbesar kita adalah menganggap kecil pelanggaran-pelanggaran itu.

Rasa cinta adalah fitrah, dan menuntut jalan yang suci dalam mengekspresikannya. Jangan sampai menjurus kepada perangkap-perangkap syaitan. Karena sesungguhnya itu bukanlah cinta, namun nafsu belaka. Jangan sampai pula, karena salah dalam menampakan rasa cinta, justru menjadi tandingan terhadap cinta kepada Allah ta'ala. Na'udzubillahi min dzalik.

"Dan katakanlah kepada laki-laki yang beriman agar mereka menjaga (sebagian) pandangannya, dan memelihara kemaluannya, yang demikian itu lebih suci bagi mereka. Sungguh  Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat." (TQS. An-Nuur: 30)

"Dan katakanlah kepada para perempuan yang beriman agar mereka menjaga (sebagian) pandangannya, dan memelihara kemaluannya, ....................... " (TQS. An-Nuur: 30)

"Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh bagi kalian, maka jadikanlah ia sebagai musuh kalian. Karena sesungguhnya syaithan itu mengajak golongannya supaya mereka menjadi penghuni neraka yang menyala-nyala." (TQS. Fathir: 06)

"Syaitan itu memberikan janji-janji pada mereka, dan membangkitkan angan-angan kosong pada mereka, padahal tiadalah syaitan itu menjanjikan kepada mereka selain tipuan belaka." (TQS. An-Nisaa': 120)

"Dan di antara manusia ada orang-orang yang menjadikan tandingan-tandingan selain Allah ta'ala. Mereka mencintai sebagaimana mereka mencintai Allah ta'ala. Padahal, orang-orang yang beriman amat sangat cintanya kepada Allah ta'ala ............ ."(TQS. Al-Baqarah: 165)

"Telah tertulis atas anak Adam nasibnya dari zina. Akan bertemu dalam hidupnya, tidak bisa tidak. Maka kedua mata, zinanya adalah dengan memandang. Kedua telinga, zinanya berupa menyimakdengarkan. Lisan, zinanya berkata. Tangan, zinanya menyentuh. Kaki, zinanya berjalan. Dan zinanya hati adalah ingin dan angan-angan. Maka akan dibenarkan hal ini oleh kemaluan, atau didustakannya." (HR. Muslim, dari Abu Hurairah)

"Janganlah seorang laki-laki berkhalwat dengan seorang wanita bukan mahramnya, dan janganlah seorang wanita bepergian kecuali bersama mahramnya." (HR. Bukhari dan Muslim)

"Dari Jabir ibn 'Abdillah, ia berkata: Aku bertanya kepada Rasulullah tentang pandangan yang tiba-tiba. Beliau bersabda: Palingkan segera pandanganmu!" (HR. Ahmad, Muslim, Abu Dawud dan At-Tirmidzi)

"Pandangan adalah anak panah beracun dari anak panah iblis. Siapapun yang menghindarkannya karena takut kepada Allah, Allah akan mengaruniakan keimanan, yang ia temui rasa manisnya di dalam hati." (HR. Al-Hakim)


Beliau bersabda, Dari Ibnu Umar bin Al-Khaththab rahimahullah, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda,Tidaklah seorang pria yang berduaan dengan seorang wanita, kecuali yang ketiganya adalah syaitan. (HR. Imam At-Tirmidzi)
______________
Bisa dibaca juga di Instagram: @iqrodaily dalam #iqromenulis

No comments:

Post a Comment