Wednesday, 13 April 2016

PEDOMAN REBUT JAKARTA III: OPERASI DAKWAH POLITIK

Oleh: Alfian Tanjung*

Foto: Suasana Idul Fitri 1435 H


Dakwah, berarti mengajak, yakni mengajak kejalan Allah swt, dengan konsep dasar amar nahi munkar. dua sumber utama ajaran Islam adalah Quran dan Sunah Rasulullah saw. Kemenangan aspirasi politik Islam diantaranya dengan memilih atau terpilihnya pemimpin Islam yang berjiwa Islam, hal ini akan terjadi secara riil dengan satu syarat yakni ISLAM DIPAHAMI, DIIMANI, DIAMALKAN, DIDAKWAHKAN DAN DIPERJUANGKAN dalam rangka Izzul Islam wal Muslimin, kemuliaan Islam dan umat Islam. Wujudnya adalah nilai-nilai Islam secara totalitas menjadi hal yng  ditampilkan secara simbolik dan subtantif.

Untuk itu diperlukan kekuasaan yang secara utuh berpihak pada kepentingan syiar Islam, hal ini secara logis akan bisa kita wujudkan dengan dimilikinya kekuasaan politik disemua lini. Untuk Jakarta, dengan penduduk Muslim yang sebanyak 85-88 % hal ini sangat potensial bahkan sangat logis, dalam konteks sosiologi Politik merupakan suatu keharusan. Hal ini sangat mungkin bahkan pasti dengan izin Allah swt.

Untuk Jakarta tahun 1977, dalam tekanan rezim Orde baru PPP bisa mengungguli Golkar, selama orde reformasi lebih dari 151 Perda syariah disahkan diseluruh Nusantara, karena secara konstitusional tawaran solusi dengan spirit dan konsideran syariat Islam sangat diperbolehkan oleh konstitusi kita. Buktinya Perbank-kan Syariah, Sukuk dan ketentuan hukum lainnya baik perdata maupun pidana. Peran Politik Islam baik secara kepartaian, maupun secara  keilmuan juga secara kultural sangat memberi harapan, pencerahan bagi penataan Indonesia yang berkeadilan, bermartabat dan berwibawa dimata dunia.

Islam itu solusi dalam segala bidang kehidupan, dan pasti akan memberi kebaikan dan perbaikan baik bagi umat Islam maupun umat diluar Islam. ini yang dimaksud Islam itu  rahmatan lil alamin.

Tanggal 15 Februari 2017, Pilkada serentak DKI Jakarta akan memilih Gubernur, pilihan kita adalah Gubernur dan wakil Gubernur Muslim-Muslim, Mari kita hidupkan mesin partisipasi politik Islam ditanah Betawi, peran Ulama, Zuama, Saudagar, Pendekar,  Cendikiwan, Kampus dan lembaga pendidikan serta perorangan seorang Muslim akan merujuk pada Quran dan sunah, dengan demikian memilih Gubernur dan wakil Gubernur muslim merupakan hal yang otomatis dan logis.

JAKARTA ADALAH BAROMETER KEUTUHAN EKSISTENSI NKRI MEMILIH PEMIMPIN MUSLIM MENJADI WAJIB PERORANGAN BAGI WARGA JAKARTA YANG TELAH MEMILIKI HAK PILIH.

*Penulis adalah Pimpinan Taruna Muslim,
Wakil Ketua Komite Dakwah Khusus MUI Pusat

(21/03/2016)

No comments:

Post a Comment