Oleh: Alfian Tanjung*
Foto: Suasana Idul Fitri 1435 H |
Dakwah, berarti mengajak, yakni mengajak
kejalan Allah swt, dengan konsep dasar amar nahi munkar. dua sumber utama
ajaran Islam adalah Quran dan Sunah Rasulullah saw. Kemenangan aspirasi politik
Islam diantaranya dengan memilih atau terpilihnya pemimpin Islam yang berjiwa
Islam, hal ini akan terjadi secara riil dengan satu syarat yakni ISLAM
DIPAHAMI, DIIMANI, DIAMALKAN, DIDAKWAHKAN DAN DIPERJUANGKAN dalam rangka Izzul
Islam wal Muslimin, kemuliaan Islam dan umat Islam. Wujudnya adalah nilai-nilai
Islam secara totalitas menjadi hal yng
ditampilkan secara simbolik dan subtantif.
Untuk itu diperlukan kekuasaan yang
secara utuh berpihak pada kepentingan syiar Islam, hal ini secara logis akan
bisa kita wujudkan dengan dimilikinya kekuasaan politik disemua lini. Untuk
Jakarta, dengan penduduk Muslim yang sebanyak 85-88 % hal ini sangat potensial
bahkan sangat logis, dalam konteks sosiologi Politik merupakan suatu keharusan.
Hal ini sangat mungkin bahkan pasti dengan izin Allah swt.
Untuk Jakarta tahun 1977, dalam tekanan
rezim Orde baru PPP bisa mengungguli Golkar, selama orde reformasi lebih dari
151 Perda syariah disahkan diseluruh Nusantara, karena secara konstitusional
tawaran solusi dengan spirit dan konsideran syariat Islam sangat diperbolehkan
oleh konstitusi kita. Buktinya Perbank-kan Syariah, Sukuk dan ketentuan hukum
lainnya baik perdata maupun pidana. Peran Politik Islam baik secara kepartaian,
maupun secara keilmuan juga secara
kultural sangat memberi harapan, pencerahan bagi penataan Indonesia yang
berkeadilan, bermartabat dan berwibawa dimata dunia.
Islam itu solusi dalam segala bidang
kehidupan, dan pasti akan memberi kebaikan dan perbaikan baik bagi umat Islam
maupun umat diluar Islam. ini yang dimaksud Islam itu rahmatan lil alamin.
Tanggal 15 Februari 2017, Pilkada
serentak DKI Jakarta akan memilih Gubernur, pilihan kita adalah Gubernur dan
wakil Gubernur Muslim-Muslim, Mari kita hidupkan mesin partisipasi politik
Islam ditanah Betawi, peran Ulama, Zuama, Saudagar, Pendekar, Cendikiwan, Kampus dan lembaga pendidikan
serta perorangan seorang Muslim akan merujuk pada Quran dan sunah, dengan
demikian memilih Gubernur dan wakil Gubernur muslim merupakan hal yang otomatis
dan logis.
JAKARTA ADALAH BAROMETER KEUTUHAN
EKSISTENSI NKRI MEMILIH PEMIMPIN MUSLIM MENJADI WAJIB PERORANGAN BAGI WARGA
JAKARTA YANG TELAH MEMILIKI HAK PILIH.
*Penulis adalah Pimpinan Taruna Muslim,
Wakil Ketua Komite Dakwah Khusus MUI
Pusat
No comments:
Post a Comment