Oleh: Alfian Tanjung
Sejak 1979, kemenangan Revolusi Islam yang dibesut oleh Ayatullah Al Musavi Alkhomeini. Paham Syiah dengan segala variannya berkembang dengan sangat pesat. Pada tanggal 2-4 April 2010 di Pondok Gede Jakarta Timur diadakan Silatnas Jamaah Ahlul Bait se-Indonesia. Konsolidasi kaum Syiah semakin menasional dan mengarah pada gerakan syiahisasi.
Peristiwa Adz-Dzikra di awal tahun 2015 merupakan percikan kecil dan puncak Gunung Es dari Kekaisaran Persia yang sudah memakan korban sangat banyak diberbagai negara, baik di Asia dan Afrika. Sampai awal 2015 ini sudah sekitar 250.000 orang dibantai oleh kaum syiah di Suriah, sejak 2003 kaum syiah semakin kuat mencengkram Irak, upaya kudeta Yaman menjadi fakta yang teranyar. Secara terang-terangan kaum Syiah melakukan demonstrasi menuntut penutupan dan pegusiran Duta besar Arab Saudi di Indonesia disaat sedang diadakan hajat Internasional yakni peringatan 60 tahun Konferensi Asia-Afrika. Kaum syiah merajalela di Indonesia, keberadaan Iranian Corner diberbagai perguruan Tinggi di Indonesia merupakan wujud bercokolnya upaya Syiahisasi melalui gerakan pemikiran.
Bagaimana kalau GERAKAN SYIAH kita biarkan terus ?
Dengan gencarnya Gerakan Kristenisasi/Transformasi, Bangkitnya Gerombolan Palu Arit PKI, Latensi LDII, Lucahnya JIL/JIMM, Ahmadiyah sang Nabi Palsu serta gerakan sesat menyesatkan lainnya juga gerakan Sekulerisasi yang terlembaga oleh negara. Syiah merupakan satu diantara faktor penghancur Islam dan penyebab desintegrasi NKRI, NKRI bisa pecah dan bubar !!! yang didahului dengan adanya perang saudara.
Kasus Sampang, dengan si Tajul Muluk pemimpin lokal Agama Syiah sampai insiden Adz-Dzikra Sentul Bogor dari seratusan yang datang menyerbu 100 % mengaku dengan sadar kalau mereka adalah pengikut agama Syiah. Keberadaan imigran Iran di Palangkaraya, kalimantan, Komunitas Syiah di sekitar Cisarua Bogor dan Kaum Syiah di Pekan Baru menjadi indikasi kuat kalau kaum syiah semakin eksis secara pisik. Keberadan lembaga pendidikan, penerbitan, lembaga sosial dan memanjakan tokoh Islam serta kemudahan belajar di perguruan tinggi di Iran serta pola taqiyyah dan nikah mutah menjadi satu gerakan resultante kekuatan syiah di Indonesia, selain penyusupan dikalangan ormas, orpol, TNI/POLRI dan tokoh publik lainnya termasuk tokoh politik dan ulama yang ternama. Sebelum keadaan tak terkendali dan kaum syiah melakukan aksi pisik mereka semua pihak harus bergerak. Hal ini harus mendapatkan perhatian secara proporsional dan tetap dengan kesadaran penuh bahwa keadaan ini bisa kita atasi dengan syarat kita harus dalam kedaan waspada dan terus menerus mengadakan peningkatan kualitas dan kuantitas dakwah untuk menyambut inzalnya khilafah minhaju nubuwah sebagai wujud dari izzul Islam wal Muslimin.
"SYIAH MENGANGGAP ALI SEBAGAI NABI ATAU PEWARIS TUNGGAL KENABIAN, BAHKAN ADA YANG MENYEMBAH ALI SEBAGAI TUHAN, HAL INI HARUS DICEGAH/ DIBASMI"
No comments:
Post a Comment