Thursday, 8 January 2015

PARTAI PERSATUAN PEMBANGUNAN (PPP) harus jadi: PARTAI PEMBANGUNAN PERSATUAN (PPP).

Oleh: Alfian Tanjung

Hadiah Harlah ke 42 untuk PPP, pada 5 januari 1973 Presiden Soeharto membentuk Partai Pemaksaan Persatuan (PPP). Dalam perjalanannya PPP menunjukkan dinamika yang diluar dugaan dalam Pemilu 1977 Golkar partai Politik pemerintah yang tak mau disebut Partai kalah telak dibeberapa Provinsi, terutama di DKI Jakarta. Inilah yng menjadi alasan kuat Golkar menggembosi PPP dengan Peristiwa Lapangan Banteng, 1982.

Keberadaan empat unsur dalam PPP membuat racikan potensi politik yang luar biasa : NU, MI/Muhammadiyah, PSII an PERTI. Dengan segala keterbatasan PPP bisa eksis pada masa orde baru. Pada hari kamis tanggal 21 Mei 1998 jam 09.50 menit, Pak Soeharto mengundurkan diri. Potensi Politik Islam terpolarisasi dalam euphoria reformasi yang lepas kendali. PPP menjadi partai yang survive dalam posisi sepatu, banyak variabel yang bisa ditulis. Dalam situasi Neo Liberal yang menampung PKI, Kristening Politik, Cina Naga Kuning dan Naga Merah (PKC), Zionist Melayu dan anasir perusak Islam lainnya.

PPP dituntut untuk mengambil peran yang lebih ekstra keras dan serius, tawaran saya harus dirubah dulu Akronim PPP selama ini Partai Persatuan Pembangunan menjadi PARTAI PEMBANGUNAN PERSATUAN. Kubu yang berlaku adalah PPP 1973, bukan kubu KIH (Koalisi Indonesia Hancur) atau KMP ( Koalisi Mainan Prabowo). PPP, Partai Pembangunan Persatuan, harus mengambil langkah sebagai berikut : Demisionerkan Romi cs, Anulir Djan Fardz dkk
(terlalu banyak tikus lompat pagar dari partai lain yang langsung menjadi pengurus harian).

Kang Chozin Chumaedy, Ustadz Zarkasih Nur, Abang Bachtiar CHamsyah, Mas Yudo Paripurno, Mas Hadimulyo, uni Aisyah Aminy, bang Barlianta Harahap, Ustadz Ridwan Lubis. Mereka harus segera mengambil alih peran penataan PPP. Keberadaan mediator seperti Pak Din Syamsudin harus mengarahkan pada penyehatan PPP sesuai dengan akar sejarah kenapa PPP dibentuk dan peran strategis PPP sebagai lokomotif Koalisi Islam, sebagai kendaraan perjuangan Politik Islam dan umat Islam (bersama PKS dan PBB) dalam pemilihan langsung ditahun 2019 yang akan datang.

MILAD KE 42 PPP, TEGAKKAN SYARIAH BERSAMA UMAT !!!

Alfian Tanjung
Waket Departemen Penguatan Idiologi DPP PPP, Periode 2011-2015.

No comments:

Post a Comment